Beijing, September 26
Sudah 1 minggu aku di Beijing, gak terasa ternyata belum ada satu special reportpun yg aku tulis :) Banyak kesan yg didapat sejak aku tinggal disini, good impression. Jumat seminggu yg lalu sekitar pukul 7.30 pagi waktu setempat, pesawatku mendarat di Capital International Airport, Beijing. Percaya atau tidak, hingga setahun ke depan (mudah2an cukup 9 bulan) aku akan berada di Beijing, dan jauh dari istri tercinta serta orang tuaku. Semoga istriku sabar menanti si abang :). Alhamdulillah pesawatku mendarat dengan selamat dan ada dua teman lagi yg bernasib sama meninggalkan orang2 tercintanya. Kami segera mengambil bagasi kami dan mencari taksi untuk perjalanan menuju Beijing University of Aeronautics and Astronautics (BUAA) atau Beihang University. Perjalanan terasa cukup jauh, dan sepanjang jalan kami disuguhkan pemandangan seperti yg biasa kami lihat di jalan protokol Sudirman-Thamrin, Jakarta: buildings and toll road. Barang bawaan kami sangat banyak, memakan tempat seluruh bagasi dan satu tempat duduk di kursi belakang. Ini tidak menjadi masalah hingga kami tiba di Beihang.
Sudah 1 minggu aku di Beijing, gak terasa ternyata belum ada satu special reportpun yg aku tulis :) Banyak kesan yg didapat sejak aku tinggal disini, good impression. Jumat seminggu yg lalu sekitar pukul 7.30 pagi waktu setempat, pesawatku mendarat di Capital International Airport, Beijing. Percaya atau tidak, hingga setahun ke depan (mudah2an cukup 9 bulan) aku akan berada di Beijing, dan jauh dari istri tercinta serta orang tuaku. Semoga istriku sabar menanti si abang :). Alhamdulillah pesawatku mendarat dengan selamat dan ada dua teman lagi yg bernasib sama meninggalkan orang2 tercintanya. Kami segera mengambil bagasi kami dan mencari taksi untuk perjalanan menuju Beijing University of Aeronautics and Astronautics (BUAA) atau Beihang University. Perjalanan terasa cukup jauh, dan sepanjang jalan kami disuguhkan pemandangan seperti yg biasa kami lihat di jalan protokol Sudirman-Thamrin, Jakarta: buildings and toll road. Barang bawaan kami sangat banyak, memakan tempat seluruh bagasi dan satu tempat duduk di kursi belakang. Ini tidak menjadi masalah hingga kami tiba di Beihang.
Kami tiba di pintu gerbang timur, ini adalah pintu utama. Tempat yang akan dituju adalah Foreign Student Office (FSO). Kami menarik tas bawaan yg cukup besar. Cukup sulit, untung jalan bagi pejalan kaki di lingkungan kampus cukup lebar. Kami bertemu seorang mahasiswa China yg mengantarkan kami hingga ke International School, di situlah FSO berada. Selanjutnya pengalaman dengan mahasiswa China cukup mengejutkan kami dan mereka patut dihargai, they are friendly and eager to help.
Kami melakukan registrasi mahasiswa baru di FSO. Di luar gedung aku bertemu dengan suami seorang pelajar dari Arab Saudi. Ternyata banyak pelajar yg berasal dari Timur Tengah: Irak, Iran bahkan Palestina. Selain itu juga banyak pelajar yg berasal dari Pakistan. Selesai registrasi kami diantar hingga dormitory, Foreign Student Dormitory. Alhamdulillah aku satu room dengan teman dari Indonesia (Danang). Paling tidak gak ada masalah komunikasi antara kami. Room kami cukup nyaman. Kamar terbagi dua, masing2 dengan AC (sampai saat ini AC belum dipakai karena udaranya sudah cukup dingin), spring bed, TV 21" (jadi ingat TV yg ditinggal di Parepare, gmn ya kabarnya) dan furniture lengkap. Kamar mandi dilengkapi dengan shower dan pemanas air. Di dapur disediakan kompor listrik yg cepat sekali panasnya, kulkas 2 pintu dan wastafel. Sebuah meja kecil dan kursi lipat juga disediakan untuk kongkow2 di ruang depan. Pokoknya nyaman pisan.
Hari pertama di Beijing, pukul 11 siang kami berkumpul untuk menuju klinik laboratorium (mungkin seperti Prodia di Indonesia) dan akan menjalani pemeriksaan berkas medical check up yg kami bawa dari Indonesia. Kami bertemu dengan 3 mahasiswa S1 dari Indonesia. Wow, ada juga mahasiswa Indonesia di Beihang, dan akhirnya kami juga tahu kalau penghuni kamar seberang di dormitory kami juga berasal dari Indonesia. Dan dia sangat membantu kami dengan info2nya untuk menyambung hidup di negeri orang. Perjalanan menuju klinik menggunakan bus yg telah disediakan dan didampingi seorang staf dari FSO, namanya Mr.Wu. Sebelumnya di FSO kami telah bertemu dengan Mr.Su Li. Dia adalah contact person kami selama kami di Indonesia dan kami sempat menduga-duga seperti apa orangnya, ternyata masih muda dan super sibuk (lumayan banyak email ku dari Indonesia yg nggak dibalas). Perjalanan ke klinik cukup jauh. Kami mendapat seorang teman dari Pakistan yg akan melanjutkan kuliah Computer untuk pHd degree. Sangat friendly dan alhamdulillah muslim. Beliau mengajak kami melihat kantin yg menjual makanan halal (waktu itu nggak ketemu, tapi katanya ada hehe. mungkin karena masih jauh dari jam buka puasa) dan mengajak kami sholat berjamaah. Tidak ada masjid atau musholla di dalam kampus, karena itu beberapa mahasiswa Pakistan melakukan sholat berjamaah diruang tamu kamar mereka. Di klink laboratorium tidak ada masalah dengan hasil medical check up yg aku bawa dari Indonesia.
Hari pertama buka puasa kami memasak nasi dengan rice cooker yg dibawa dari Indonesia. Kantin dengan makanan halal ternyata hanya dapat dibeli dengan deposit menggunakan kartu mahasiswa, tidak dapat dibeli cash. Karena belum memiliki kartu mahasiswa kami tidak dapat membeli di sana. Dengan lauk seadanya, alhamdulillah kami masih ketemu dengan nasi. Terima kasih istriku :) Siangnya kami menemukan supermarket, sangat dekat dengan dormitory (memang asrama kami strategis banget), dan membeli air botolan serta buah apel yg gede2 dan seger banget. Ternyata ada satu supermarket lagi yg lebih gede di lantai bawah gedung seberang dormitory. Kedua supermarket ini menjadi langganan kami membeli kebutuhan sehari-hari. Life have just began in Beijing.
1 comment:
Bravo. Nice Blog.
Beautiful pictures.
Please visit my blog
http://success-digitalview.blogspot.com
good luck
Post a Comment